Labuhan Bajo – Manggarai Barat (Overland Flores 1)

Image

Overland selama lima hari yang kami lakukan dari Barat ke Timur di pulau ini, membuka mata dan hatiku pada pulau yang ternyata cantik jelita, tak salah pulau ini diberi nama Nusa Bunga tau lebih populer dengan nama Flores. Tak banyak publikasi wisata yang kutemukan mengenai kecantikan Flores, selain sudut baratnya, yaitu Pulau Komodo. Seiring dengan promosi Pulau Komodo sebagai ‘New Seven Wonder’ , Flores mulai melambung namanya  dan mengundang banyak wisatawan khususnya wisatawan lokal yang semakin ramai berkunjung ke Flores.

Rencana Overland Flores sebenarnya tidak ada dalam rencana perjalanan ditahun ini, entah kenapa popularitas pulau Flores masih kalah jauh dibandingkan pulau-pulau lainnya, hingga tak banyak yang mengenalnya, termasuk saya. Entah apa yang menghembuskan saya bisa menyasar untuk menikmati Flores, seperti panggilan ghaib yang membawa saya kesana.

Perjalanan kami bermula dari Barat pulau Flores, yaitu kota Labuhan Bajo. Kota Labuhan Bajo telah menjelma menjadi kota pelabuhan yang ramai dan sarat turis seiring popularitas Komodo. Banyak penginapan segala kelas, dari backpacker hingga berbintang-bintang  dan paket wisatapun banyak yang ditawarkan disini, dibisa disesuaikan dengan budget yang imiliki, dari yang paling murah hingga yang paling mahal. Mencari makanpun tak sulit, dari kakilima hingga restoran yang nyaman, seperti kami yang malam itu makan di Treetop rest, cukup terpuaskan dengan kenikmatan hidangan dan tempat yang sangat nyaman, untuk harga, bila dibandingkan dengan rest di Jakarta harga di Treetop rest masih bisa ditoleransi.

Mendarat di Labuan Bajo malam hari usai mengarungi lautan selama empat hari dari Labuhan Timur, pulau Lombok. Badan sudah lunglai dan sangat merindukan mandi dan keramas (bayangkan terakhir mandi dan keramas dengan benar adalah 4 hari yang lalu, pagi hari sebelum dijemput untuk sailing trip di pulau Lombok).kami sudah pesan kamar di puncak waringin hotel – Labuan Bajo, sebenarnya ada banyak hotel, hanya sekedar men-secure-kan diri dan biar santai saja begitu turun kapal sudah ada kepastian tempat untuk tidur malam ini.

D1 – Manggarai – FLores

Selamat pagi dari Labuan bajo, semalam ga bisa tidur dengan tenang niy, gegara dapat serangan laron yang banyaaaaak banget. Laronnya siy diluar sana, diteras yang walau dah dimatiin lampunya tetep aja rame, dan ditambah lagi seekor tokek yang ga lucu bertengger ganteng melahap laron-laron itu, tapi saking banyak dan besar-besarnya itu laron jadi ngeri deh ( norak banget ya gw ).

Pagi itu kami menikmati pemandangan indah pelabuhan labuan bajo yang ramai oleh aneka kapal yang sandar, dan dikejauhan terlihat kapal kami, dan lalulalang boat kecil, sepertinya teman-teman yang semalam bermalam di kapal baru turun pagi ini. Kami berjumpa serombongan teacher EF yang baru check in pagi ini, dan ada juga Mr Rob dan Steve asal ostrali teman kami di kapal yang bermalam juga di hotel puncak waringin dari semalam.

Image

Pagi ini kami telah dijemput mobil pesanan yang telah kami booking jauh hari sebelum keberangkatan ke Flores, seperti biasanya, aku selalu mempersiapkan segala kebutuhan jauh hari, agar nyaman diperjalanan. Driver kami bernama Jimy, pria tambun, ramah, humoris, romantis dan piawai mengendara. Saya sangat rekomendasi untuk Jimmy, silahkan menghubungi untuk menikmati Flores, Jimy 082342096969. Bersama Jimy kami siap untuk menjelajahi Flores mulai dari Barat hingga ke Timurnya.

Destinasi pertama kami yang terdekat dari kota Labuan Bajo adalah Goa batu Cermin, hanya 20 menit dari kota Labuan Bajo. Dengan membayar Rp. 20.000 kami mendapatkan helm sebagai pelindung kepala, senter untuk penerangan di dalam goa dan seorang guide muda bernama Sipri. Bagiku managemen wisata di Goa Batu Cermin sangat baik sekali. Lokasi wisata terlihat bersih tak ada sampah, walau ada yang tercecer, sipri dengan sigap mengambil dan mengumpulkannya ke dalam tong sampah yang tersedia di beberapa sudut muka goa.

Image

Memasuki goa batu cermin, kami harus menaiki tangga yang sudah dibuat dari beton, di kamar pertama ini kami ditunjukkan dengan beberapa fakta bahwa goa batu cermin merupakan karang laut yang terangkat ke atas, terlihat beberapa fosil kerang-kerangan dan fosil ikan. Lalu kami diajak memasuki ruang lainnya, perlu jalan jongkok agak susah payah ini, mengingat badanku yang gendud. Diruang dalam ini gelapnya lebih pekat, dan kami ditunjukkan fosil seekor penyu hingap dibawah stalagmit.

Image

Alasan pemberian nama Goa Batu Cermin, ada di ujung goa ini, yaitu ada salah satu lubang semacam lubang angin diatas goa, dari lubang itu, cahaya masuk ke dalam goa, dan pada saat dasar goa terendam air, cahaya masuk itu akan mengenai air dan memantulkan keindahan dinding-dinding goa, layakanya cermin.

Selain diajak blusukan di dalam goa, sipri juga mengajak kami untuk naik ke atas goa, melalui celah-celah batu, tangga-tangga  yang jarak antar anak tangganya terlalu jauh, dan pijakan sempit, beruntung badan gendudku berhasil lolos dari semua rintangan itu…yeeeeiii…hingga tibalah kami di atap goa. Pemandangannya….whhoooaaa…..indah banget. Bandara Labuan Bajo hingga pelabuhan terlihat jelas, dan beruntung hari ini sangat cerah, sehingga sejauh mata memandang terlihat menakjubkan. Cukup lama kami menikmati pemandangan indah ini, dan sipri yang ternyata juga keranjingan memotret, mendapat tugas sebagai juru poto kami, heheheheee…..asiklah dia jepret sana sini, sementara kami jadi begitu noraknya bergaya diatas atap goa batu cermin.

Image

Image

Melanjutkan perjalanan kami mulai meninggalkan kota Labuan Bajo. Sebagai awalan dari perjalanan kami langsung melintasi jalan berliku yang cukup tajam tiap tikungannya, tapi jimmy cukup mahir dalam berkendara. Ketika kami tiba di puncak bukit, pemandangan indah langsung tersaji, wooow banget. Satuhal yang saya cukup kagum selama perjalanan di Flores, jalan yang mulus begitu memanjakan pengemudi, jangan membayangkan daerah ini sangat tertinggal, karena sebagai ‘kuli bangunan’ saya sangat memperhatikan infrastruktur yang ada, dan kondisinya sangat baik, jalan mulus, saluran irigasi untuk sawah yang baik, dan yang listrik yang telah menjangkau tiap-tiap desa.

Beberapa jam perjalanan, kami tiba di desa Lembor, sebuah ibukota kecamatan yang cukup ramai, sebagai persinggahan wisatawan yang melakukan overland Flores untuk istirahat makan siang dan menikmati pemandangan persawahan yang cantik. Indahnya desa Lembor adalah hamparan sawahnya dengan perpaduan berlapis bukit dibaliknya dan beruntungnya kami siang itu adalah langit biru cemerlang menjadi latar indah lanscape.

Image

Tak banyak pilihan tempat makan, yang juwaranya adalah rumah makan masakan padang tersedia dari ujung timur sampai ujung barat. Saya sebagai orang yang terbiasa dengan santapan minang agak terkagum-kagum juga siy, tapi masak ya udah jauh-jauh sampai di Flores makannya masakan padang…ga banget deh kayanya. Kami memutuskan untuk makan di warung nasi jawa (demikian mereka menyebutkan, karena orang flores tidak ada yang jualan warung nasi disini) dengan menu nasi teri yang nikmat ditambah dengan sayur dan telur dadar.

Dari desa Lembor kami berpisah dari jalan utama lintas flores melalui jalan yang lebih kecil. Tujuan kami adalah sisi selatan pulau Flores, desa Dintor. Walau jalannya lebih kecil yang hanya nyaman dilalui 1,5 mobil tapi aspalnya tetap mulus, bila berpas-pasan dengan mobil lain, maka kita akan ikutan deg-degan karena di kiri jurang dikanan tebing, tapi pengemudi di Flores ini sangat toleran sekali, siapa yang mendapat tempat lebih lapang akan mengalah, sehingga kesulitan-kesulitan itu dapat dilampaui. Pemandangan menuju desa Dintor sungguh sangat indah. Berlapis-lapis bukit dan dataran cantik menjadi suguhan kami sepanjang perjalanan. Jadi walaupun perjalanan cukup jauh, tapi pemandangan indah ini menjadi penawar kebosanan. Sesekali kami memasuki kampung, sapaan anak-anak kecil membuat kami tak lupa untuk menebar senyum dan lambaian tangan kami akan berbalas senyum ceria anak-anak itu. Sayang tak membekali diri dengan coklat-coklat kecil untuk dibagikan, padahal mereka pasti suka itu.

Menjelang sore, kami tiba di desa Dintor, kami sudah ditunggu om Martin, pemilik Wae Rebo Lodge. Sebelumnya saya sudah mengabari om martin perihal kedatangan kami dan niat kami untuk berkunjung ke desa Wae Rebo.  Om Martin bisa dihubungin di no. 085239344046 bagi yang berminat untuk ke Wae Rebo. Penginapan om Martin akan menjadi tempat yang tepat untuk rehat dan persiapan menuju Wae Rebo.

Menjelang sunset kami coba untuk turun ke pantai, dengan pulau mules di depan kami. Pantai desa dintor ini cukup unik, karena pasirnya terselimuti batu-batu warnawarni yang menghampar sepanjang pantai. Tiap ombak datang akan mengeluarkan suara yang agak mengerikan bagi saya, karena bunyi suara ribuan batu yang beradu dan menggelinding diterjang ombak. Walaupun selat antara pulau mules dan pantai desa dintor terlihat dekat, tapi arunya terlihat kencang dan ombaknya menderu-deru.  Pulau mules di depan itu memiliki puncak bukit yang berbentuk layar kapal, entah apa artinya nama pulau itu, terdengar agak-agak sakit perut ya. Pada akhirnya kami tak mendapatkan sunset yang kami inginkan, karena segumpal awan hitam pekat sukses bertengger di ufuk barat, jadi kami kembali saja ke penginapan.

Image

Image

Wae Rebo Lodge milik om martin ini, sangat nyaman sekali. Bangunannya berupa rumah kayu, tempat tidur yang bersih dengan sprei putih bersih dan kamar mandi yang bersih. Pelayanan dari om martinpun sempurna. Sesaat setlah menyambut kami, Sore itu kami disajikan kopi wae rebo yang nikmat sekali. Dan sambil menunggu makan malam, om martin menghampiri kami dan mengobrol santai. Untuk makan malam, kami dihidangkan makan malam spesial, berupa nasi kuning, ikan bakar, sayur labu, pepaya dan kerupuk. Cara penyajiannya dalam nampan bulat sungguh menggugah selera. Tak perlu berbasabasi, kami langsung santap dengan lahap hidangan nikmat tersebut.

ImageImageImage

Penginapan om martin menyediakan listrik hingga jam 23.00, karena harus menggunakan genset, sehingga untuk persiapan ke waerebo, segala batere harus segera lakukan sebelum listrik padam.

2 pemikiran pada “Labuhan Bajo – Manggarai Barat (Overland Flores 1)

Tinggalkan Balasan ke bandanaku Batalkan balasan